Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.


Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:


1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.




Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan


Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.

Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).

Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kehematan


Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.

Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)

3.Kesatuan atau Kepaduan


Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)

Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)

4.Keparalelan atau Kesajajaran


Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.

Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)

4. Kevariasian (Variety)

Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dngan kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut.


a. Variasi dalam pembukaan kalimat

Ada beberapa kemungkinan untuk memulai kalimat demi efektifitas, yaitu dengan variasi pada pembukaan kalimat. Dalam variasi pembukaan kalimat, sebuah kalimat dapat dimulai atau dibuka dengan :

1) Frase keterangan (waktu, tempat, cara)

2) Frase Benda

3) Frase Kerja

4) Partikel Penghubung

Contoh:

a) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana untuk bertransmigrasi (Frase benda)

b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja)

c) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)


b. Variasi dalam pola kalimat

Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.

Contoh :

1) Dokter muda itu belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju. (S – P- O)

2) Belum dikenal oleh masyarakat desa Sukamaju doketr muda itu. (P – O – S)

3) Dokter muda itu oleh masyarakat desa Sukamaju belum dikenal. (S – O – P)


c. Variasi dalam jenis kalimat

Untuk mencapai efektifitas sebuah kalimat berita atau pertanyaan, dapat dikatakan dalam kalimat Tanya atau kalimat perintah. Perhatikan contoh berikut.

…………………..Presiden SBY sekali lagi menegaskan perlunya kita lebih hati-hati memamakai bahan baker dan energi dalam negeri. Apakah kita menangkap peringatan tersebut?

Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk Tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk mencapai efektifitas, ia memakai kalimat Tanya.


d. Variasi bentuk aktif-pasif

Perhatikan contoh berikut!

a) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.

Bandingkan dengan kalimat berikut!

b) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang, menanam dan tinggal menunggu buahnya.

Kalimat-kalimat pada paragaf (a) semuanya berupa kalimat katif, sedangkan pada paragraph (b) berupa kalimat aktif dan pasif. Dapat dikatakan, bahwa kalimat-kalimat pada paragraf (a) tidak bervariasi sedangkan paragraf (b) bervariasi, namun hanya variasi aktif – pasif.



Sumber :
1.http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
2.http://anisa-jannahunesa.blogspot.com/2008/03/kumpulan-puisi.html
3.http://ramlannarie.wordpress.com/2010/10/03/kalimat-efektif/