Aku pernah berharap pada sebuah bintang yang bersinar kala itu. Sangat terang. Sampai menerangi mata ini hingga lelah untuk menatapnya kembali. Sampai suatu ketika bintang bersinar itu jatuh dalam bising kehidupan didunia. Tak pantas rasanya sinar itu tenggelam dalam fana nya kehidupan yang kujalani. Biarkan aku menjagamu hingga suatu saat nanti kau dapat kembali kealammu dan bersinar menyinari mereka yang menanti sinarmu disetiap malam, seperti aku. Hingga masa itu tiba, hidupku tak lagi diwarnai dengan sinar bintang yang selalu ada disisiku. Tak ada penyesalan dalam diri ini selain kebahagiaan melihat bintangku –dan mereka—kembali menemani malam-malam sang pembuat harapan yang selalu merindukan sinar bintang yang jatuh. Hingga saat ini, aku merasa sangat rendah mengaharap bintang itu kembali. Tapi biarkan kuraih sinarnya dengan tanganku sendiri agar dapat menyinari setiap hariku. Sipembuat harapan dapat meraihnya hanya dengan sesuatu yang ia punya. Tapi bintangku akan ada dihati selamanya
................................................................................................................................
terdiam dalam ketidaksempurnaan diri.